Sunday, May 25, 2008

ZINE ZINE ZINE

Zine*Zine*Zine*

Artikel ini diambil masa aku pergi D.I.Y zine mini festivel kat Artport,Galeri Shah Alam.(11.03.2006) Aku siarkan untuk tutupan umum.

Zine*Zine*Zine*
Seperti semua orang bisa membuat zine, sebab sepertinya tidak ada prosedur tertentu dalam menulis zine.Semua zine disini tidak ada yang membicarakan satu subjek tertentu.kalau pun sama, tidak ada yang membicarakan satu topic dengan satu perspektif.

Mungkin ini merupakan alternative.mereka yang ingin menulis dan menyampaikan pemikiran tanpa harus melewati proses berbelit, yang akan ditemui jika ingin mempublikasi melalui jalur umum, misalnya penerbit, yang malah hanya akan membuat tulisan mereka tidak sama dengan bentuk awal.Sementara pemikiran mereka tidak bias tersampaikan maksima!.Yah, walaupun memang jika melalui jalur umum akan lebih banyak orang bias membaca tulisan itu,tapi mungkin mereka tidak menginginkan itu.Mungkin mereka merasa mempublikasikan lewat jalur umum sangat tidak DIY dan bahkan cenderung kapitalistik. Bukan dalam artian mereka menjual pemikiran itu dengan harapan mendapat imbalan uang (wang).Tapi prosesnya mengarah pada bahaya laten kapitalis itu.Seperti sensor atau editing yang mengekang mereka untuk menentukan sendiri yang ingin dipikirkan dan disampaikan.begitu juga kosumennya, mereka seperti ditentukan mana yang baik untuk dikonsumi dan mana yang tidak’, dan itu sangat tidak DIY.itu memperlihatkan mereka tidak mempunyai otonomi atas diri sendiri.

Itu seperti kontrakdiksi antara dunia ide dan dunia nyata lagi.Dunia nyata yang begiti rupa sudah mapan,dan dunia ide yang cenderung mendestruksi dunia nyata.maka bila ide ingin ‘tersuarkan’ ke dunia nyata, ide destruktif itu akan disaring lebih dahulu, agar ketika ‘tersuarakan’, ide itu tidak membahayakan dunia nyata sudah mapan.

Mereka yang mengambil jalan alternative untuk tetap bertahan dengan idealisme ini telah mengambil langkah sangat berani dengan terus mencoba menyaurakan maksud mereka secara utuh tanpa sensor,walaupun mungkin tidak terdengar.Tapi mereka telah lepas dari hegemoni dan penyeragaman.

*artikel ini diambil dari buku;Perang-sebuah novel subkultur

“Selama ini, zine hanya popular dikalangan komunitas punk/hardcore, tapi tidak ada di public yang lebih luas,sementara sebenarnya secara karekteristik, tak ade bezanya antara zine yang biasa diedarkan oleh anak-anak punk/hardcore dengan bulletin-bulletin Jumaat di masjid-masjid”end

Note :
Dan bagi pendapat aku pula nak tambah kat sini.Walaumacammana pun penghasilan tak kirala dari segi pro print’ hingga ke fotostat, ape yang aku nak tekan kat sini ialah idea’.Idea’ yang korang sampaikan.tak kiralah songsang ke atau entah hapa-hapa ke yang korang buat tapi yang aku tahu itulah yang lahir.Itulah yang pembaca dapat.Sekarang ni pembikin zine dah makin pupus (Aku berani jamin) tapi aku tahu kat luar tu adalah segelintir dua yang masih bersemangat (macam aku haha-ed) untuk meneruskan trasdisi dan identiti kita untuk menongkah arus, Meneruskan perjuangan menjadikan zine sebagai bahan bacaan berilmiah untuk anak-anak muda punk/hardcore.tak lupe metal,grind,crust dan blablabla….Personal dan bebas.Sepertimana yang korang baca blog2 nih... :)

No comments: